Denpasar (KitaIndonesia.Com) – Tanggal 21 Juni merupakan momen spesial bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Maklum, hari ini Presiden ke-7 RI itu merayakan hari ulang tahun ke-59. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961, dari pasangan Noto Mihardjo dan Sudjatmi.
Berbagai ucapan pun mengalir untuk Presiden Jokowi, tak terkecuali dari pengacara kondang berdarah Batak Togar Situmorang, SH, MH, MAP.
“Selamat ulang tahun untuk Bapak Joko Widodo, Presidenku, Presiden kita semua. Semoga Bapak diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kesehatan, kekuatan dalam menghadapi tantangan bangsa. Besar harapan kami sebagai masyarakat Indonesia, Bapak bisa membuat negara Indonesia menjadi negara maju yang dikagumi oleh dunia serta bisa menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia,” kata
Founder dan CEO Firma Hukum di Law Firm Togar Situmorang yang beralamat di Jalan Tukad Citarum Nomor 5A Renon, Denpasar (kantor pusat), Jalan Gatot Subroto Timur Nomor 22 Kesiman, Denpasar (kantor cabang Denpasar) dan Gedung Piccadilly Room 1003-1004 Jalan Kemang Selatan Raya, Jakarta Selatan (kantor cabang Jakarta) ini.
Togar Situmorang menilai, Jokowi adalah sosok pemimpin yang sangat luar biasa. Mantan Wali Kota Solo itu terkenal karena sifatnya yang sederhana dan bersahaja. Ia populer karena gaya “blusukan”, dan telah dilakukan sejak memimpin Kota Solo serta saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Sudah menjadi kebiasaannya turun ke lapangan secara mendadak tanpa diumumkan terlebih dahulu. Iaa membuat para pejabat pemerintah sangat berhati-hati dan selalu siap tiap saat.
“Dengan sering melakukan blusukan ke masyarakat, beliau begitu dekat dan tahu apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi saat ini, bangsa Indonesia sedang dilanda wabah virus corona. Hal itu membuat beliau harus bekerja ekstra dan cepat untuk segera membuat keadaan menjadi pulih sediakala, termasuk dengan konsep ‘new normal‘,” tutur Togar Situmorang, yang juga Tim 9 Investigasi KOMNASPAN RI ini.
Dikatakab, menuntaskan pandemi Covid –19 merupakan pekerjaan berat dan tidak mudah. Namun Presiden Jokowi sudah terlalu banyak makan garam dalam hal menghadapi tantangan maupun kesulitan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
“Sifat yang perlu dicontoh dari beliau adalah tegas untuk tidak korupsi, jujur dan tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi maupun sanak keluarga,” tandas advokat yang dijuluki Panglima Hukum dan juga sebagai Ketua Pengurus Kota Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (Pengkot POSSI) Kota Denpasar ini.
Ia menyontohkan putra – putri Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, Kaesang Pangarep serta para menantu yang memilih berwiraswasta dan tidak ada kaitan dengan jabatan Jokowi sebagai Presiden. Menurut Togar Situmorang, mereka tidak mungkin bisa mendapatkan harta dengan mudah melalui bisnis rente.
“Padahal dengan jabatan yang begitu tinggi, sangat mudah untuk memperkaya diri dan bisa membangun dinasti pemerintahan,” tegas Ketua Hukum RS dr Moedjito Dwidjosiswojo Jombang, Jawa Timur ini.
Melihat kebaikan dan ketulusannya, lanjut Togar Situmorang, tidak semua orang suka dengan Jokowi. Banyak orang yang melakukan fitnah dan menuduh yang bukan-bukan. Begitu banyak pula cacian dan hinaan yang ditujukan kepadanya. Akan tetapi hal itu tidak membuat Jokowi jatuh. Ia tetap fokus membangun negeri ini, dengan dukungan istri dan keluarga.
“Selain setia dengan istri, menjaga anak-anak tetap pada batas moral yang patut, dan tidak korup, beliau tetap akan terhormat. Hujatan tidak akan membuat beliau hancur. Karena beliau hidup tidak berharap pujian dan juga tidak ada waktu memikirkan orang yang menghujatnya. Orientasinya bukan lagi harta dan tahta, tapi Tuhan. Lebih romantis lagi, beliau hidup untuk Tuhan, dan cukuplah Tuhan sebagai tempat berlindung dan kembali, ” kata Dewan Pakar Forum Bela Negara-Bali ini.
“Memang yang tersulit itu adalah orang kaya tapi hidup sederhana. Dan lebih sulit lagi, orang punya kekuasaan tapi ia tidak tergiur menggunakan kekuasaan itu untuk memperkaya diri. Itulah yang sulit ditiru dari Jokowi. Di tengah hujan, ia tidak basah. Di tengah kemarau, ia tidak kehausan. Dia punya harta dan punya kekuasaan, tetapi ia tetap sederhana. Kalau bukan karena kekuatan spiritual yang ia miliki, engga mungkin ia bisa setabah itu. Presiden Jokowi berhati emas, berjiwa baja. Salut dan bangga,” pungkas Togar Situmorang. (KI-01)