Denpasar (KitaIndonesia.Com)– Wabah Covid-19 mengguncang dunia. Ilmuwan dari berbagai penjuru dunia saat ini berlomba menciptakan penangkal virus SARS-CoV-2. Worldometer, Selasa (14/4) hingga pukul 12.00 WIB merilis jumlah kasus Covid-19 mencapai hampir dua juta, atau tepatnya 1.925.224. Berdasarkan jumlah tersebut, kasus aktif tercatat sebanyak 1.357.574. Sisanya sebanyak 447.948 telah sembuh dan 119.702 meninggal.
Wajib dipahami Covid-19 tak hanya menyerang kesehatan fisik. Ahli kejiwaan merekomendasikan agar masyarakat tetap menjaga ‘kewarasan’ dengan menjaga ketenangan batin, menghindari kepanikan berlebihan, dan mengelola stres dengan cara yang benar.
Manajemen stres dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan yang positif dan menyenangkan diri. Lakukan pula aktivitas yang berhubungan dengan orang lain dengan memanfaatkan teknologi seperti menelepon, video call, media sosial, dan bermain game online. Menjaga ketenangan batin, misalnya dengan meditasi, berdoa, dan tetap bergerak dengan aktif di rumah misalnya bekerja giat, melakukan hobi, membereskan rumah, bermain dengan anak, bahkan berkebun dan memasak juga bisa jadi cara untuk mengelola stres di tengah masa penuh kecemasan, stres, depresi, seperti saat ini.
Putu Suprapti Santy Sastra S.H., CHt., CI Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Perkumpulan Komunitas Hypnotis Indonesia (DPW PKHI) Bali mengatakan begitu banyak kita mengizinkan informasi tentang Covid-19 masuk ke pikiran. Entah informasi yang benar maupun hoaks. Sangat banyak muatan terkait Covid-19 seperti virus, demam, batuk, imun, mati, kematian, sakit, rumah sakit, ODP, PDP, terjangkit, dan lain-lain. “Kita mengizinkan istilah seram-seram itu hilir mudik di pikiran kita. Kami praktisi hypnotherapy sangat prihatin dan ingin membantu agar kita semua sehat jiwa dan raga. Kalau Anda sudah menjalankan protokolnya Covid-19 sesuai anjuran pemerintah maka yakinlah Anda sehat. Kalau Anda tidak bersentuhan dengan orang yang dinyatakan positif korona, katakan pada diri sendiri aku aman,” ucapnya, Rabu (15/4) pagi.
Santy Sastra menyebut banyak masyarakat yang menderita meskipun tidak terinfeksi virus korona. “Pikiran kita mengkonfirmasi gejala Covid-19, membayangkan terjadi pada kita. Maka sejatinya kita sudah menderita tanpa terjangkit,” tegasnya.
Dalam ilmu Hypnotherapy terangnya ada yang disebut sugesti. Sederhananya, sugesti adalah kalimat atau serangkaian kata yang diprogramkan ke alam bawah sadar oleh diri sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain dan dapat bertahan lama. Semakin sering dibaca, semakin rajin dipikirkan, maka akan semakin bagus hal itu tertanam di alam bawah sadar. “Mari kita jaga kesehatan pikiran kita selain kesehatan fisik,” ajaknya.
Bagaimana caranya? Santy Sastra menganjurkan masyarakat untuk memperbanyak membaca artikel dan berita yang positif dan membahagiakan. Termasuk memberikan sugesti ke diri sendiri dengan kalimat positif dan diulang-ulang. “Contohnya saya sehat, saya aman, dan pasti dilindungi Tuhan. Saya sudah menjaga jarak, membatasi kontak, sudah di rumah saja, maka saya pasti sehat. Kebahagiaan berkumpul keluarga ini adalah obat terhebat atas semua sakit. Saya orang yang beruntung karena saya dalam kondisi fit, dan sejenisnya,” rincinya sembari mengajak masyarakat Indonesia, khususnya Bali untuk memperbanyak doa dan bersyukur.
Secara sederhana Santy Sastra menekankan pentingnya fokus dengan apa yang kita inginkan karena semesta akan mewujudkan apa yang melintas dalam pikiran. “Semakin khawatir, maka imunitas manusia akan menurun. Fokus dengan stamina tubuh, pola hidup yang sehat sesuai anjuran pemerintah dan selalu sugesti atau self talk. Saya semakin sehat. Saya semakin kuat. Tuhan menjaga saya dan keluarga saya. Semuanya segera berlalu dan kembali normal,” pesannya. Setiap saat harus berpikir positif, khususnya menjelang dan bangun tidur. (KI6)