Singaraja (KitaIndonesia.Com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Singaraja, Bali, menggelar Lomba Membuka Kunci Blok. Lomba ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Dharma Karya Dhika (HDKD) 2021.
Lomba ini disaksikan langsung oleh Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Bali, Suprapto, didampingi Kepala Bidang Pembinaan, Bimbingan dan Teknologi Informasi, Kepala Subbagian Kepegawaian dan Rumah Tangga serta Kepala Subbagian Humas, Reformasi Birokrasi dan Teknologi Informasi, yang sekaligus tampil sebagai juri.
Terdapat 14 tim peserta dalam lomba ini. Masing-masing tim terdiri dari 1 orang pegawai bagian administrasi dan 1 orang pegawai bagian penjagaan.
Dalam perlombaan ini, masing-masing tim harus mengejar waktu dalam membuka kunci blok serta menutupnya kembali. Tim yang paling cepat membuka kunci blok dan kemudian menutupnya kembali akan ke luar sebagai pemenang lomba.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, Suprapto, di sela-sela perlombaan mengatakan, peserta lomba ini merupakan kolaborasi antara staf administrasi dan penjagaan.
“Hal ini menunjukkan bahwa tugas pokok dan fungsi dalam menertibkan kunci blok bukan hanya tanggungjawab penjagaan, tapi seluruh pegawai yang ada di Lapas Kelas II B Singaraja,” ucapnya.
Ia menambahkan, selain untuk memeriahkan Hari Dharma Karya Dhika 2021, lomba ini juga dapat dijadikan sebagai ajang simulasi terkait bagaimana kesigapan para petugas Lapas Kelas II B Singaraja dalam mengantisipasi bencana alam atau kejadian yang tidak terduga seperti kebakaran.
“Khususnya kesigapan, kecepatan dan kecermatan dalam membuka kunci blok sehingga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang terkunci di dalam blok tersebut dapat diselamatkan saat terjadi bencana alam,” ujarnya, sembari mengapresiasi Kepala Lapas Kelas II B Singaraja bersama jajaran dan para WBP atas terselenggaranya lomba ini.
“Semoga lomba ini dapat lebih meningkatkan kesigapan seluruh petugas dalam menghadapi hal-hal atau kejadian yang tidak diinginkan,” pungkas Suprapto. (KI-01)