Denpasar (KitaIndonesia.Com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai telah menjalankan perannya dengan baik sebagai Kepala Negara, terkait penanganan virus corona. Selain teguh dalam menjalankan fungsinya, Presiden Jokowi juga dipandang cukup sabar dan bijak dalam merespons dinamika yang berkembang.
“Jokowi adalah Presiden RI yang terpilih dua kali. Dan baru kali ini ada Presiden yang begitu sabar juga teguh dalam menjalankan fungsi sebagai Kepala Negara dengan sangat hebat. Jokowi itu Presiden yang bijak, tangguh dan kuat dalam merespons harapan negeri ini. Apalagi beliau punya gaya tersendiri di mata dunia, yang dalam kondisi sama-sama hiruk – pikuk akibat pandemi Covid-19,” kata pengamat kebijakan publik, Togar Situmorang, di Denpasar, Sabtu (6/6/2020).
Presiden Jokowi disebut bijak dan sabar, demikian advokat senior ini, karena tidak terpengaruh dengan isu-isu miring yang bermuatan politis serta cenderung produktif bagi masa depan bangsa. Presiden Jokowi lebih memilih fokus pada penanganan wabah global ini serta memberikan rasa optimisme bahhwa badai ini akan berlalu, ketimbang merespons isu-isu kontraproduktif yang terus menggelinding liar.
Melihat gaya Presiden Jokowi ini, Togar Situmorang mengimbau masyarakat agar juga fokus melawan virus corona. Masyarakat tak perlu larut dalam isu-isu kontraproduktif yang lebih banyak bermuatan politis.
“Masyarakat jangan peduli apalagi mengikuti isu politik non produktif di masa berjuang melawan pendemi virus corona ini,” ajak
Founder dan CEO Firma Hukum di Law Firm Togar Situmorang yang beralamat di Jalan Tukad Citarum Nomor 5A Renon, Denpasar (kantor pusat), Jalan Gatot Subroto Timur Nomor 22 Kesiman, Denpasar (kantor cabang Denpasar) dan Gedung Piccadilly Room 1003-1004 Jalan Kemang Selatan Raya, Jakarta Selatan (kantor cabang Jakarta) ini.
Ia pun merasa heran dengan masih adanya pihak – pihak yang tega selalu menghembuskan isu-isu yang aneh, seperti isu PKI, bahaya utang, hingga asing-aseng.
“Kayaknya pijakan ilmu politiknya cuma segitu aja. Gak ada yang lain apa? Ini kan musim Covid-19. Empatilah sedikit sama yang sedang berjibaku melayani korban Covid-19,” tandas Togar Situmorang.
“Alangkah lebih baiknya kita melihat pergerakan dan potensi survive ekonomi pada gerak tatanan baru. Atau mungkin kritis dalam pengawasan anti koruptif karena banyak dana yang harus dikelola untuk mengurus berbagai dampak virus mematikan ini,” imbuh Ketua Pengurus Kota Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (Pengkot POSSI) Kota Denpasar ini.
Togar Situmorang menambahkan, new normal yang sedang diwacanakan saat ini tentu sangat menarik. Ini merupakan bentuk sikap optimisme sekaligus kehati-hatian dalam merespons fakta bahwa pandemi Covid-19 sulit ditebak kapan berakhirnya.
“Jika new normal disiapkan secara matang, dipertimbangkan secara saksama, maka bisa menguatkan kapasitas daya tahan terhadap bencana non–alam yang berisiko kematian bagi yang sudah terkena paparannya,” ujar anggota Tim 9 Investigasi Aset Negara KOMNASPAN ini.
New normal, lanjut Togar Situmorang, mendorong seluruh masyakat untuk tetap hati-hati dalam menjalankan aktivitas. New normal juga tetap dengan protokoler kesehatan yang terus-menerus disosialisasikan.
“Jika ini dipersiapkan matang, disosialisasikan terus-menerus, maka nantinya dari sebatas edukasi akan menjadi kebiasaan normal. Jadi rasanya tidak aneh lagi dalam menghadapi virus berbahaya itu,” ucapnya.
New normal, lanjut Togar Situmorang, bukan hanya akan terjadi di Indonesia namun juga negara-negara lainnya di dunia. Semua tatanan menjadi adaptif dengan Covid-19. Seperti China, Amerika, Eropa dan berbagai negara di dunia, tentu memiliki fase-fase pentingya dalam menghadapi setiap dampak dan akibat bagi negaranya masing – masing.
“Jadi untuk saat ini, lebih baik hal yang remeh – temeh tapi mengingatkan serius tentang aksi mengikuti gerak new normal misalnya selalu menggunakan masker, menilai tidak apa-apa kalau tidak salaman, interaksi pembatasan sosial lebih serius dengan pentingya juga kerja sama tanpa banyak tatap muka offline, ketimbang ikut dalam gaduh isu-isu miring yang kontraproduktif,” tegas Togar Situmorang, yang juga Dewan Pakar FBN Bali ini.
‘Gotong royong empatik’, disebutnya sangat menopang lini gerak bangsa ini untuk bertahan sekaligus optimis bahwa wabah corona akan berlalu. Begitu pula dengan berbagai motif niat baik mengembangkan sumber daya manusia, dari pejabat, pengusaha, karyawan, tentu memberi harapan.
“Semua bisa sadar, tapi semua bisa tanpa sadar juga betapa ngerinya bahaya pandemi Covid–19. Mungkin juga ini bisa sejarah baru akhir zaman dunia. Namun sekali lagi, kiranya energi semangat manusia akan mampu melewatinya. Di situlah ‘kekuasaan yang menghidupkan’ itu perlu hingga tatanan normal baru dapat mendorong kebiasaan dalam tatanan peradaban yang diharapkan. Walau tak semudah yang dikatakan. Semoga kita bisa bersama melalui pandemi Covid–19,” kata Togar Situmorang, yang juga Ketua Hukum RS dr Moedjito Dwidjosiswojo Jombang, Jawa Timur.
“Hal terpenting yang harus dilakukan oleh masyarakat sekarang ini adalah saling gotong royong bersama untuk secepat mungkin memotong tali penyebaran virus corona ini. Wabah corona pasti akan berlalu di negeriku. Jaga diri, pakai masker, jaga kesehatan, haga jarak,” pungkasnya. (KI4)