Jakarta (KitaIndonesia.Com) – Friederich Batari tampil sebagai salah satu calon ketua umum Pemuda Katolik, dalam Kongres Nasional XVIII Pemuda Katolik di Semarang, Jawa Tengah, 12-14 November 2021 mendatang.
Fredy Batari yang juga wartawan salah satu media nasional ini mengusung misi besar ‘transformasi organisasi demi mewujudkan Indonesia tangguh’.
“Transformasi organisasi di Pemuda Katolik sebuah keniscayaan,” ucapnya, dalam acara Bedah Visi Misi Bakal Calon Ketua Umum Pemuda Katolik yang berlangsung secara virtual, Jumat 5 November 2021 sore.
Untuk mewujudkan transformasi organisasi di Pemuda Katolik, lanjut dia, ia menyiapkan empat program prioritas.
Pertama, melanjutkan konsolidasi organisasi. Bentuknya adalah melakukan pembinaan dan kaderisasi secara berjenjang, melakukan berbagai pelatihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas anggota Pemuda Katolik agar mampu bersaing di era revolusi teknologi saat ini.
Ia juga menekankan pentingnya database anggota maupun alumni, termasuk keberadaan kantor atau sekretariat organisasi. Database organisasi disebutnya sangat penting untuk mengidentifikasi bagaimana potensi kader Pemuda Katolik.
“Dengan database maka kader Pemuda Katolik dapat dipersiapkan untuk berkiprah di berbagai bidang, termasuk mengisi jabatan-jabatan di lembaga publik,” ujar Fredy Batari, yang juga mantan Pengurus Pusat PMKRI ini.
Kedua, lanjut dia, memperkuat hubungan dan kerja sama dengan ormas-ormas kekatolikan termasuk menjalin komunikasi yang harmonis dengan Gereja/ Paroki/ Keuskupan.
Ketiga, memperkuat peran Pemuda Katolik dalam kehidupan bernegara seperti memperkuat implementasi Empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika).
“Caranya menjalin kerja sama dengan ormas lintas agama serta lembaga-lembaga sosial maupun kementerian/ lembaga dalam rangka membantu pemerintah mengatasi persoalan bangsa,” tegas anggota Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) ini.
Keempat, demikian Fredy Batari, membangun jaringan dan kerja sama dengan organisasi internasional terutama hubungan Vatikan. Ia menilai, jaringan dan hubungan kerja sama internasional harus berorientasi pada kepentingan nasional.
“Pemuda Katolik harus aktif menyuarakan terwujudnya keadilan, kesejahteraan, hak-hak asasi manusia, termasuk bagaimana menghadapi tantangan perubahan iklim,” pungkas Alumnus Pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta ini. (KI-33)