Jakarta (KitaIndonesia.Com) – Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabithah Al Alam Al Islami), Mr Mohammed bin Abdulkarim al-Issa, bertandang ke MPR RI, Jakarta, 27 Februari 2020 mendatang. Rencana kunjungan Mr Mohammed bin Abdulkarim al-Issa ini disampaikan oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat konferensi pers di Press Room MPR RI, Jakarta, Selasa (25/2/20).
Menurut dia, dalam kunjungan tersebut akan dilakukan pertemuan antara Mr Mohammed bin Abdulkarim al-Issa dengan MPR RI. Momentum tersebut, akan dimanfaatkan Bamsoet untuk menduniakan Pancasila sebagai ideologi yang mampu mengharmoniskan berbagai perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan di Indonesia. Pancasila, juga bisa diimplementasikan masyarakat dunia yang kini sedang dirundung banyak konflik sosial dan horizontal lainnya.
“Pancasila bukanlah agama baru, melainkan ideologi yang berasal dari kandungan bangsa Indonesia. Intisari Pancasila digali oleh Bung Karno dengan melihat kehidupan sosial masyarakat dan berbagai ajaran agama yang hidup di Indonesia,” tutur Bamsoet.
“Karenanya, tak mengherankan walaupun di sini hidup lebih dari satu agama, seperti Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, serta berbagai aliran kepercayaan, namun penduduknya tetap toleran,” imbuh kepala Badan Bela Negara FKPPI ini.
Ia menambahkan, selain mengadakan pertemuan dengan Mr Mohammed bin Abdulkarim al-Issa, MPR RI juga akan memfasilitasi penyelenggaraan seminar internasional tentang Islam yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam. Ini berkaca pada kondisi masyarakat Indonesia yang hampir 90 persen beragama Islam, namun tak pernah memaksakan apalagi menyalahgunakan agama sebagai sumber pertikaian dan peperangan.
“Wajah penduduk Muslim Indonesia bisa dijadikan role model bagi wajah Muslim dunia,” ujar Bamsoet.
“Jadi, seminar internasional tentang Islam rahmatan lil alamin yang baru pertama kali diselenggarakan MPR RI ini merupakan langkah strategis bagi MPR RI menembus kancah internasional. Sekaligus mengimplementasikan tujuan bernegara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” lanjutnya.
Dalam seminar internasional tersebut, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menyebut, MPR RI akan mengundang berbagai lembaga keagamaan. Seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Pusat Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI), Parisada Hindu Dharma Indonesia, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), serta berbagai tokoh agama dan cendikiawan yang konsen terhadap kebangsaan, kemajemukan dan keagamaan.
“Indonesia merupakan surga kemajemukan dunia. Di sini hidup dengan damai 1.340 suku bangsa, enam pemeluk agama, serta beragam aliran kepercayaan. Jika Indonesia saja bisa, berbagai negara bangsa yang notabene luas wilayah dan keanekaragaman penduduknya lebih kecil, seharusnya juga bisa,” tegas Bamsoet.
“Nilai-nilai Pancasila yang berketuhanan, pengakuan terhadap hak asasi manusia (HAM), persatuan, kedaulatan rakyat, serta keadilan sosial, harus kita sebarkan ke berbagai penjuru dunia untuk mewujudkan dunia yang lebih damai, lebih toleran, dan berkemajemukan,” pungkasnya. (KI4)