Jakarta (KitaIndonesia.Com) – Hari Raya Idulfitri yang jatuh tanggal 13 Mei 2021 cukup istimewa. Sebab suara Adzan dari Masjid bertalu dengan gema lonceng Gereja karena saat bersamaan umat Kristiani juga merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih.
“Ini fenomena yang sangat langka dan jarang terjadi. Momentum ini tentu mengingatkan kita untuk terus memperkuat kebersamaan di tengah perbedaan,” kata advokat senior yang juga pengamat kebijakan publik Togar Situmorang, SH, MH, MAP, CMed, CLA, di Law Firm Togar Situmorang Cabang Jakarta, Jalan Kemang Selatan Raya Nomor 99, Gedung Piccadilly, Jakarta Selatan, Kamis 13 Mei 2021.
“Semoga Hari Raya Idulfitri dan Kenaikan Isa Almasih yang dirayakan berbarengan ini membuat kita bersukacita bersama,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, Kenaikan Isa Almasih merupakan perayaan besar umat Kristiani yang diperingati 40 hari setelah Hari Paskah, atau 41 hari setelah Jumat Agung. Kenaikan Isa Almasih merupakan momentum kebangkitan Iman orang Kristen.
Adapun Idulfitri, imbuhnya, memiliki arti penting bagi umat Islam. Pada hari tersebut, umat Muslim merayakan hari kemenangan karena telah berpuasa di bulan Ramadhan.
“Betapa indahnya momentum langka seperti ini. Kita berharap, ke depan agama bukan lagi menjadi suatu pertentangan. Keyakinan kepercayaan setiap warga negara itu adalah hal tak terhindarkan. Apalagi setiap warga Negara Indonesia berhak memilih agama dan keyakinannya, dan itu sudah dilindungi oleh UUD 1945,” tutur Togar Situmorang.
Di sisi lain, imbuhnya, perayaan Idulfitri dan Kenaikan Isa Almasih tahun ini tentu berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab, pandemi Covid-19 masih mengancam.
Dua perayaan besar ini berlangsung di tengah keprihatinan suasana masyarakat akibat berlarutnya pandemi. Bahkan tradisi mudik saat Idulfitri, untuk kali ini ditiadakan guna menekan laju penyebaran virus corona.
“Tentu kondisi ini sangat memprihatinkan. Jika biasanya masyarakat bisa mudik ke kampung halaman, bersilaturahmi ke sanak keluarga maupun melakukan sholat berjamaah saat lebaran, tapi tahun ini hal tersebut tidak bisa dilakukan karena pandemi,” kata advokat kelahiran Jakarta berdarah Batak itu.
Ia menambahkan, Idulfitri di tengah pandemi tentu menjadi momentum bagi umat Islam untuk menunjukkan karakter taqwa yang sesungguhnya. Karakter taqwa yang muncul dalam bentuk kesalehan sosial yang merupakan ekspresi dari kepatuhan menjalankan ajaran Allah tentang kasih sayang, empati, dan kepedulian kepada sesama umat manusia sehingga Islam dan umat Islam menjadi rahmat bagi semesta.
“Wabah ini harus menjadikan pribadi umat Muslim dan seluruh umat beragama menjalani hidup sesuai nilai dan etika sosial yang diajarkan agama. Saling menolong, saling mengasihi, saling membantu dan mempererat silahturahim dalam arti mengenal lebih dekat kesulitan saudara-saudara kita, serta saling menguatkan dan memberi dukungan satu sama lain dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika. Inilah momentum untuk menghadirkan manfaat dan keberkahan bagi masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia di bawah pimpinan Presiden RI Joko Widodo,” kata Ketua Hukum RS dr Moedjito Dwidjosiswojo Jombang, Jawa Timur ini.
“Jadi pada kesempatan Istimewa ini, perkenankan dengan kerendahan hati, saya Togar Situmorang sebagai umat Kristiani mengucapkan Minal Aidzin Walfaizin 1 Syawal 1142 Hijriah, Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Saya juga mengucapkan selamat Hari Kenaikan Isa Almasih bagi umat Kristiani di seluruh Indonesia tercinta. Semoga kita semua bertambah baik, bertambah tawaqal, bertambah tinggi rasa toleransi kita sebagai sesama anak bangsa,” pungkas CEO & Founder Law Firm Togar Situmorang yang berkantor pusat di Jalan Tukad Citarum Nomor 5A Renon, Denpasar Selatan dan cabang di Jalan Pengalengan Raya Nomor 355 Bandung, Jawa Barat ini. (KI-01)