Anggota Komisi VI DPR RI I Nyoman Parta (tengah) di sela-sela kegiatan di Banjar Tatiapi, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. (istimewa)

Bagikan Bibit, Parta Ajak Warga Menanam Guna Menjaga Ketersediaan Pangan

Gianyar (KitaIndonesia.Com) – Anggota Komisi VI DPR RI, I Nyoman Parta, lebih memilih membagikan bibit tanaman ketimbang menggelontor bantuan sembako di tengah pandemi Covid-19. Ia berpandangan, membagikan bibit tanaman memiliki banyak manfaat bagi masyarakat yang sedang menghabiskan banyak waktu di rumah selama wabah virus corona ini.

Hal ini seperti dilakukan Parta bersama warga di Banjar Tatiapi, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat (24/4/2020). Ia membagikan bibit, sekaligus mengajak warga setempat menanam di lahan kosong yang ada.

“Untuk kegiatan di Tatiapi ini, kebetulan ada tanah kosong, labe milik keluarga besar Arya Pengalasan. Saya menganjurkan mereka menanam kebutuhan sayur – mayur. Saya yang bantu bibitnya. Ternyata hal ini disambut dengan baik,” jelas Parta, terkait kegiatan yang difasilitasi oleh PAC PDI Perjuangan Tampak Siring, Gianyar, ini.

Selain pengurus PAC PDI Perjuangan Tampak Siring, hadir pula pada kesempatan tersebut anggota DPRD Kabupaten Gianyar, Perbekel (Kepala Desa) Pejeng Kawan, serta Kelian-Kelian Dinas dan Pekaseh.

“Ini gerakan menanam lahan yang kosong dan membuat kebun keluarga. Tujuannya, menjaga ketersedian pangan baik umum maupun keluarga,” papar Parta.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI ini menambahkan, gerakan menanam ini juga sebagai media hiburan untuk mengisi waktu. Sebab masyarakat lebih banyak di rumah saja selama pandemi Covid-19.

“Kita sedang banyak tinggal di rumah. Jadi gerakan menanam ini juga sebagai media edukasi untuk anak-anak agar belajar berkebun di rumah dan mencintai tanaman,” ujar mantan Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali ini.

Yang lebih penting, lanjut Parta, dalam suasana Covid-19 di mana banyak orang kehilangan pekerjaan baik karena PHK maupun dirumahkan oleh perusahaan, ketersediaan pangan masyarakat tetap tercukupi.

“Intinya saat ini terjadi penurunan pendapatan. Selanjutnya terjadi penurunan daya beli. Jadi, berkebun ini dalam rangka meminimalisir pengeluaran keluarga,” tegas Parta.

Mencermati beberapa hal tersebut, Parta lebih memilih menggencarkan gerakan menanam. Ia yakin, dengan gemar menanam, masyarakat tidak akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, terutama sayur – mayur.

“Saya merasa lebih sopan jika membantu bibit, karena ada spirit pemberdayaan, daripada membantu sembako yang hanya sekali dan terbatas. Jika bibit kita bisa sebar ke banyak orang, tanpa memandang kaya- miskin. Tapi kalau sembako, pasti menimbulkan kecemburuan dan hanya bisa sekali. Kalau menanam cabai misalnya, bisa berbuah hingga 1,5 tahun, Tomat dan terong juga bisa berbuat lebih dari 6 bulan,” tutur Parta.

Ia pun mengajak semua yang kehilangan pekerjaan, agar melihat kondisi saat ini dari sisi lain. Menanam atau melakukan aktivitas lain sehingga bisa bertahan hidup di tengah situasi saat ini, disebutnya sebagai pilihan paling baik.

“Kepada yang kehilangan pekerjaan, ini bukan akhir. Life is never flat. Ayo, lakukan aktivitas untuk bisa bertahan hidup. Jaga-jaga kalau kondisi krisis ini berlangsung lama,” ajak Parta. (KI4)

Check Also

Laksmi Shari dari Bali Terpilih Sebagai Puteri Indonesia 2022

KitaIndonesia.Com – Laksmi Shari De Neefe Suardana terpilih sebagai Puteri Indonesia 2022 setelah menyisihkan puluhan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *